Selamat Datang di Blog Umi Alviyah,Semoga Anda Tidak Menyesal Mengunjungi Blog Ini !!!

Pages

Rabu, 26 Februari 2014

Inspirasi Kecerdasan Emosi Bagi Remaja






Sedikit cerita, kenapa mesti Remaja ? masih ingat contoh yang sering kali kita dengar, “kalau pohon itu masih muda maka gampang bisa kita bengkokkan dan atur,
kalau sudah tua, mau dibengkokkan apa pun, jadi susah. Salah-salah, justru jadi patah.” Itulah salah satu alasan kenapa,lebih gampang untuk mengajarkan hal-hal penting, seperti kecerdasan emosional
pada remaja. Apalagi lebih mudah kita belajar kala masih muda. 

Alasan kedua, banyak sekarang kita mendengar kasus-kasus remaja yang semakin heboh. Dari kriminal sampai ke bunuh diri karena tekanan sangat memprihatinkan. Maka intinya, sebagai remaja kamu mesti kuat dan siap menhadapi berbagai tantangan yang kian hari kian bertambah besar. Namun celakanya di sekolah/di tempat belajar lain kadang remaja udah terlalu disibukkan dengan belajar berbagai mata pelajaran. Jadi kapan kita bisa belajar mengembangkan karakter ? itulah kenapa training EQ perlu khusunya di saat SMP/SMA dalam pengembangan kemampuan kecerdasan emosional.

Memang EQ itu tidak mendongkrak prestasi belajar. Namun, demikian inilah yang kelak menentukan keberhasilan kamu di masa depan. Jadi selain IQ mu bagus, kamu juga perlu membangun EQ. Selian itu, denagn kecerdasan emosional yang tinggi, artinya kamu belajar bagaimana mengelola dirimu dan hubunganmu dengan orang lain menjadi lebih baik (INTRAPERSONAL dan INTERPERSONAL). Tahapan pertama kamu akan belajar tentang :
1.      Bagaimana kamu menjadi lebih peka dan sadar dengan dirimu, termasuk tujuan hidupmu.
2.      Bagaimana mengatur hidupmu sampai kamu dengan lingkungan dan sekitarmu.
Disni saya sedikit menceritakan beberapa kisah seputar EQ......


BUKAN HANYA IQ-MU, TAPI EQ-MU


Tahukah kamu kisah William James Siddis ?
Ia adalah seorang genius yang dianggap pernah hidup di muka bumi ini. Konon, dikabarkan IQ nya mencapai 250 hingga 300. Wah, sungguh IQ yang menakjubkan. Bayangkan IQ 140 saja sudah di anggap hebat apalagi sampai 250. Bahkan William ini sudah bisa membaca “new York Times” di usia 2 tahun. Bayangkan kamu di usia 2 tahun kamu baru bisa ngapain ?
dalam pekembangannya,william mulai berubah. Ia sering mengasingkan diri. Ia pun tidak punya banyak teman, bahkan dalam dalam berbagai pembicaraan sering kali ia memaksakan kehandaknya (mungkin karena merasa pintar).

Seperti apa karir hidupnya ? ternyata orang yang begitu pintar, hidupnya harus berakhir tragis. William akhirnya menginggal di usia 46 tahun dalam kondisi miskin, mengganggur, dan terasing. Ia tak pernah menyelesaikan studinya, mengenaskan bukan ?

Kisah william james siddis seharusnya bisa menjadi pelajaran buat kamu. Selama ini mungkin kamu sering kali terpaku untuk mengejar angka-angka dan rangking. Hal itu tidaklah buruk, akan tetapi jangan sampai kehidupan kecerdasan emosiaonal kamu terbelakang. Jangan seperti William yang begitu pintar,tetapi terasing dan pada akhirnya dikucilkan. Namun, jangan salah kata “kalau begitu nggak perlu belajar” itupun salah. Yang kamu butuhkan IQ dan EQ.

Jadilah remaja yang seimbang, yaitu antara prestasi akademik dengan kemampuan EQ. Itulah yang pas buat kamu. Jangan sampai kamu hanya berat sebelah. Sanggupkah ? itulah tantanganmu.


Menutupi Kekurangan Diri


Ada yang menarik dalam film The Social Network yang berkisah perjalanan kesuksesan Mark Zuckerberg ketika menciptakn Facebook, sebuah jaringan komunikasi sosial terbesar di dunia. Ternyata Mark adalah seorang pemuda yang memiliki masalah dengan pergaulan. Bahkan, kemampuannya mendekati gadis agak kaku dan bermasalah.

Ironis, bukan ? sang pencipta facebook ternyata seorang pribadi yang mempunyai masalah dan kesulitan dalam bersosialisasi. Beruntung Mark dapat menutupi kekurangannya itu dengan kemampuan dan kepandaian yang luar biasa. Ia adalah seoarng yang tekun, pandai, dam mampu melihat peluang yang akhirnya mengantarkannya menjadi seorang jutawan di usia muda.

Pertanyaannya, apa kekurangan yang kamu rasakan?
Jangan terlalu dikerdilkan oleh kekuranganmu. Justru kekuranganmu sebetulnya bisa menjadi tantangan bagimu karena ada begitu banyak orang yang mungkin terkungkung oleh kekurangan yang kamu rasakan. Mark menciptakan facebook karena ia bisa merasakan betapa berartinya tidak mempunyai teman dan sulit bergaul. Ia sendiri mengalami masalah tersebut. Oleh karena itulah, ketika Mark menciptakan Facebook, ia tahu betul yang dibutuhkan.

Dengan kekurangan yang kamu miliki, kamu bisa menjadikannya sebagai sarana uantuk menutupinya. Percayalah, banyak orang yang mengalami masalah yang kamu rasakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates