Selamat Datang di Blog Umi Alviyah,Semoga Anda Tidak Menyesal Mengunjungi Blog Ini !!!

Pages

Rabu, 14 Mei 2014

Inspirasi dari Guru Para Pemimpi

Sumber : http://www.malang-post.com/serba-serbi/resensi/82075-inspirasi-dari-guru-para-pemimpi


Judul            : Guru Para Pemimpi
Penulis            : Hadi Surya
Penerbit        : Qanita (Mizan Pustaka)
Tahun Terbit        : Cetakan Pertama, Oktober 2013
Jumlah Halaman    : 376 halaman
ISBN            : 978-602-1637-04-3
Peresensi        : Khairul Amin*

Pendidikan menjadi salah satu faktor penting dalam ikut serta mencerdaskan penerus bangsa. Lebih jauh, pendidikan sejatinya dapat dirasakan oleh semua element masyarakat, baik di desa, maupun dikota.
Namun, mudah kita dapati kesenjangan yang terjadi antara pendidikan di kota dan di desa. Pemerataan pendidikan menjadi konsekwensi logis yang harus ditempuh.

Pesan tersirat inilah yang terdapat pada buku dengan judul Guru Para Pemimpi karangan Hadi Surya, yang diangkat dari kisah nya. Kepeduliaan Hadi, terhadap pendidikan berawal dari saat dia melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Ciseeng, daerah Bogor. Desa dengan potensi alam yang melimpah, namun hampir separuh luas lahan sudah bukan milik masyarakat pribumi. Rata-rata anak-anak tidak menamatkan sekolah menengah pertama, dan tak jarang anak lulusan sekolah dasar langsung menikah, faktor ekonomilah yang melatar belakangi semua ini (hal 56).

Kemauan yang kuat untuk membangun desa membawa dia kembali lagi kedesa beberapa bulan selepas KKN. Dia tinggal di salah seorang penduduk dan melalui bimbingan Dr. Abdullah, salah satu Dosen dan pemerhati pendidikan di kampusnya dan bantuan warga sekitar, dia mendirikan sebuah sanggar belajar, sekitar dua puluh anak belajar kepadanya selepas pulang sekolah. Dipagi hari dia juga mengajar di sekolah dasar swasta di desa itu. Seiring waktu, ikatan emosional antara dia dan anak-anak terjalin tidak hanya sebatas di ruang sanggar, dia juga mulai berbagi cerita dengan orang tua mereka (hal 88).

Tak puas sampai disini, melalui Dr. Abdullah dia dikenalkan dengan lembaga swadaya masyarakat, Yasmin. Dengan bantuan beberapa tokoh masyarakat dan temannya beberapa kegiatan dia lakukan untuk memajukan desa itu, utamanya yang berkaitan dengan pendidikan. Semua rentetan kegiatan disambut hangat oleh semua warga Desa Ciseeng. Bahkan, melalui bantuan masyarakat sekitar dan berbagi pihak, dia mendirikan Pendidikan Usia Dini (PAUD), dimana gedungnya numpang pada sekolah dasar swasta di desa tersebut dengan tenaga pengajar berasal dari sebagian teman kampusnya (hal 172).

Melihat, banyaknya lulusan sekolah dasar di Desa Ciseeng yang setelah itu mengannggur, bukan karena kemauan tapi karena kendala biaya dia pun bertekat untuk mendirikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) gratis di desa itu. Dengan menumpang pada sekolah dasar swasta akhrinya dia mendirikan SMP, tenaga pengajar berasal dari teman kampus dia, bahkan ada juga mahasiswa pasca dari salah satu kampus di Bogor. Sebanyak 27 siswa masuk di sekolahnya pada angkatan pertama, walau dengan sarana yang kurang memadai para siswa semangat belajar, bahkan menunjukkan perkembangan yang pesat (hal 203-205).

Di tahun kedua, sekolah yang dia dirikan mulai mendapat ancaman dari sekolah-sekolah lain, dari brosur sekolah yang dia sebarkan, seminggu menjalang hari pertama MOS, tercatat hanya dua orang siswa yang mendaftar. Rumor yang berkembang bahwa sekolahnya tidak jelas, masuk hanya tiga kali seminggu, bahkan sampai lulusannya yang tidak mendapatkan Ijazah. Segala upaya dia lakukan untuk meyakinkan masyarakat bahwa rumor itu tidak benar, yang akhirnya membuahkan hasil, dimana sampai hari pertama masuk tercatat delapan belas siswa baru (hal 287).

Berbagai apresiasi dan dukungan masyarakat dan donatur dia peroleh, mulai dari pengadaan seragam, dan perlengkapan sekolah lainnya. Bahkan juga ada yang menghibahkan sebidang tanah untuk dibangun gedung sekolah. Kerja kerasnya ini juga sempat mencuri perhatian televisi swasta untuk meliput sekolahnya. Efeknya, semua siswa dan warga mulai memunculkan kepercayaan kembali pada sekolah yang dia dirikan.

Berbagai ujian pun berlalu, dan kemauannya untuk segera membangun gedung untuk sekolahnya semakin menjadi, hingga pada suatu ketika lewat bantuan temannya dia mendirikan pondasi gedung sekolah diatas tanah hibah dari warga yang dia dapat, berawal dari itu satu persatu bantuan datang tidak diduga-duga, hingga dia benar-benar dapat mewujudkan untuk membangun sebuah gedung sekolah.

Buku karangan Hadi Surya ini memberikan banyak pelajaran dan inspirasi, khusunya bagi dunia pendidik, lika-liku atas pendirian sekolah tergambar secara gamblang, menjadi potret dunia pendidikan pinggiran masa kini. Alur cerita yang menarik dan penggunaan bahasa yang sederhana mempermudah pembaca untuk memahami. Menariknya tema, karena diangkat berdasarkan kisah nyata mampu menyergap emosi pembaca. Buku ini sangat cocok bagi pendidik atau calon pendidik yang saat ini bergelut untuk membangun pendidikan di daerah-daerah terpencil, selamat membaca!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates